Banten

Anak Tidak Diterima, Warga Ngamuk di SMPN

Administrator | Sabtu, 16 Juli 2016

CIKUPA - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2016 di Sekolah Menengah Pertama serentak dibuka tanggal 11-13 Juli 2016, lalu. Namun PPDB di SMPN 4 Cikupa dan SMPN 2 Sukamulya didemo warga yang anaknya tidak diterima.

Orangtua calon siswa menganggap dalam penerimaan siswa baru ini, pihak sekolah melekukan tebang pilih. Bahkan warga sekitar sekolahan banyak yang tidak diterima. Akibatnya dua sekolah di Cikupa dan Sukamulya ini menjadi sasaran amuk massa.

Peristiwa itu terjadi Jumat (15/7/2016). Saat panitia penerimaan siswa menunggu daftar ulang, puluhan orang tua siswa yang tinggal di sekitar lingkungan SMP 2 Sukamulya datang sekitar pukul 10.00 WIB. Beruntung kejadian tersebut tidak berujung pada perusakan sarana sekolah. Karena pada aksi tersebut KH Jasmaryadi tokoh masyarakat Desa Merak, Kecamatan Sukamulya yang juga penasehat MUI Kabupaten Tangerang hadir dilokasi untuk meredam kemarahan warga.

Saat peristiwa tersebut kepala sekolah dan ketua komite SMPN tidak hadir di lokasi. Belum diketahui alasan ketidak hadiran Kepala sekolah dan komite ini. Namun tersiar kabar kepala sekolah dan komite ketakutan.

"Kami minta agar anak kami diterima di sekolah sini. Kepala sekolah mana kok tidak hadir memberikan penjelasan kepada warga," ujar Sarinah dengan nada tinggi.

Sarinah menambahkan, dirinya berharap agar anaknya bisa diterima di sekolah ini, karena NEM anaknya mencapai 240,00. Sedangkan sekolah menetapkan NEM minimal 246,5.

"Aturan di sekolah ini yang diterima NEMnya Harus 246,5 sedangkan NEM anak saya 24,00 tapi tidak diterima karena alasan tidak ada ruang kelas lagi dan hanya 200 siswa/i yang diterima sedangkan jumlah pendaftar ada 440," tambah Sarinah.

Wakasek kurikulum Suharya mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan. Komite sekolah dan seluruh panitia PSB untuk mencari jalan keluar permasalahan ini," ujarnya. (day)

"Sementara ini sedang diajukan dan akan diusahakan untuk penambahan kuota peserta didik baru dan akan diutamakan masyarakat sekitar Kecamatan Sukamulya, dan akan diberikan 1 kelas tambahan," ujarnya.

Sementara di sekolah SMPN 4 Cikupa, warga Desa Cibadak mendesak agar sekolah menerima siswa yang berdomisili di Desa Cibadak. Upaya mediasi pun dilakukan oleh Kepala Desa Cibadak Adi Sopian. Menurut Adi Sopian, dirinya sudah melakukan mediasi dengan kepala sekolah untuk mendengar aspirasi warga Cibadak.

"Mudah-mudahan ada titik temu dan warga di sini diterima, mediasi sudah kami lakukan, bahkan anggota DPRD H Bahrudin pun ikut mengawal proses mediasi ini," ujar Adi Sopian.

Sementara Kepala Sekolah Didi Kuryadi mengatakan, pada dasarnya pihak sekolah tidak keberatan dengan aspirasi warga. Namun karena ruang kelas di SMPN 4 Cikupa ini masih terbatas, sekolah hanya menerima 155 siswa baru, sementara siswa yang mendaftar jumlahnya mencapai 355 orang.

"Jumlah ruang kelas di SMPN 4 Cikupa hanya berjumlah 12 ruangan saja, kapasitas ruangan yang tersedia hanya 4 ruangan untuk siswa baru," ujarnya. (day)