Banten

Implementasikan Konsep Smart City

Administrator | Jumat, 22 April 2016

CIPONDOH –  Banten memiliki dua daerah yang memiliki potensi dalam mewujudkan Smart City, yaitu Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Konsep smart city perlahan mulai dirintis melalui pengembangan aplikasi online baik untuk keuangan pemerintah, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan hingga pengaduan masyarakat 24 jam.  

Pembangunan Smart city (kota pintar) dibutuhkan perencanaan yang tepat khususnya pada daerah-daerah yang menjadi sasaran urbanisasi. Meningkatnya jumlap penduduk yang tidak diselaraskan dengan perencanaan yang matang akan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang kurang baik.

Dirintisnya konsep Smart city diharapkan dapat membuat mengurangi berbagai permasalahan perkotaan. Walikota Tangerang Arief R Wismansyah memaparkan, kota berjuluk seribu industri kini ingin ditambah menjadi sejuta jasa. Konsep smart city ini didorong agar masyarakat dapat berperan aktif dan efisien bagaimana manusia yang peduli terhadap lingkungan.

Tak hanya itu, kecanggihan Kota Tangerang membangun gedung command center dinilai menjadi sebuah terobosan bagi suatu kota. Beberapa aplikasi yang dihadirkan diharapkan dapat membantu setiap permasalahan yang ada di Kota Tangerang.

"Ada beberapa aplikasi yang kami hadirkan, ada layanan pencari kerja, layanan pengaduan, dan beberapa layanan lainnya. Masyarakat bisa langsung mengadukan berbagai problematika yang ada di Kota Tangerang,” papar walikota dalam rapat koordinasi Bank Indonesia di Hotel Allium, Kamis (21/4/2016).

Smart City merupakan sebuah konsep kota yang dapat membantu masyarakat mengelola sumber daya yang ada. Dengan lebih efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada publik maupun lembaga dalam melakukan kegiatannya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya sebagai pendatang baru hingga kini terus mengembangkan beberapa aplikasi diantaranya adalah sisumaker (sistem surat masuk dan keluar) yang saat ini sudah diterapkan. Hanya saja, Benyamin mengeluhkan, masih perlu sosialisasi masih ada beberapa kepala OPD yang belum paham menggunakan aplikasi tersebut.     

Konsep layanan publik sebagai kota cerdas juga terus dilakukan yakni melanjutkan penataan pembangunan kota yang baik. Ada juga meningkatkan pembangunan kota yang berbasis teknologi.

"Di bidang layanan kesehatan, kami juga meluncurkan aplikasi. Bukannya pasien tidak bertemu dengan dokter, tetapi antre di rumah sakit sudah tidak perlu. Masyarakat hanya tinggal mengirimkan SMS, yang selanjutnya akan ditanggapi,”  kata Benyamin. (ani)