HUKRIM

Menelisik Peredaran Narkoba yang Menggeliat di Tangerang

Administrator | Jumat, 16 Desember 2016

TIGARAKSA - Peredaran narkotika sudah menggurita di negeri ini. Berbagai elemen masyarakat terlibat dalam peradaran barang laknat tersebut. Si kaya mau pun si miskin turut mencicipi. Narkoba juga merangsek dalam kehidupan berbagai kalangan, profesi, dan strata sosial.

Orangtua, dewasa, remaja turut serta menikmati barang haram itu. Generasi bangsa pun terancam rusak akibat jahanamnya efek narkotika ini.
 
Di Kabupaten Tangerang peredaran narkotika semakin menggeliat. Hampir saban hari jajaran Satuan Narkoba Polresta Tangerang mengungkap kasus penyalahgunaan narkotika. Kasat Narkoba Polresta Tangerang, Kompol Sukardi menyebut di wilayahnya itu merupakan zona merah peredaran narkoba.
 
Berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, narkotika mudah ditemui di wilayah Tangerang. Bahkan akses Tangerang ini pun dekat dengan Bandara serta laut. Para babon - babon besar leluasa memperdagangkan barang laknat tersebut.

"Angka kasus penyalahgunaan narkotika di Tangerang sangat tinggi," ujar Sukardi saat berbincang santai dengan wartawan di Mapolresta Tangerang pada Kamis (15/12/2016).

Data menunjukan pada periode 2015 sebanyak 190 kasus narkoba yang diungkap oleh jajaran Polresta Tangerang. Sedangkan pada medio 2016 ada 176 kasus penyalahgunaan narkotika. "Ini memang sudah darurat. Kami terus melakukan antisipasi terhadap persoalan ini," ungkapnya.

Berbagai penyuluhan diberikan petugas di lokasi - lokasi rawan peradaran narkoba. Begitu pun dengan operasi senyap yang dilancarkan polisi. "Titik rawan peradaran narkoba di Tangerang itu meliputi Cisauk, Kelapa Dua Serpong, Legok, dan Pagedangan," kata Sukardi.

Menurut Sukardi, wilayah rawan ini banyak terdapat hiburan malam. Diskotek, bar, karaoke, dan tempat hiburan lainnya berserakan di titik-titik tersebut. "Jenis narkotika yang biasanya kami amankan yaitu sabu, ganja, serta ineks," ucapnya.

Ia mengungkapkan peredaran narkoba di wilayah Tangerang banyak bersumber di dalam Lapas. Dari Lapas tersebut menyebar secara cepat hingga sulit diketahui mata rantainya. "Paling banyak itu dari Lapas yang ada di Kota Tangerang," ucap Sukardi.

Sukardi menuturkan jajarannya masih kesulitan guna memberantas peredaran narkotika hingga habis keakar - akarnya. Petugas di lapangan hanya bisa menangkap sebatas pengecer, dan yang mengkonsuminya. Masih terkendala untuk membongkar bandar besar di balik peradaran barang haram tersebut. 

"Kendalanya ya kami kekurangan personel dan dana operasional. Untuk undercover atau penyamaran saja beli narkoba kan harus mengeluarkan uang yang banyak. Jadinya buat nembus ke bandar besarnya masih sulit dilakukan," papar Sukardi. (ARM/WIN)