Figur

Mulianto Siap Bangun Narimbang Mulia

Administrator | Sabtu, 23 Juli 2016

Mulianto, seorang pria 40 tahun yang berkarakter tenang yang akrab di panggil bang Ireng. Ia siap maju sebagai Calon Kepala Desa Narimbang Mulia, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Ayah yang memiliki dua orang anak ini, dalam keseharian bekerja sebagai salah seorang Staf Notaris. Keinginan besarnya untuk menjadi Kepala Desa, sudah sejak bebearapa tahun lalu, namun baru kali ini hasrat itu bisa terpenuhi.

Ambisi Yanto (panggilan akrab Mulianto) untuk membenahi Pemerintahan Desa, bukanlah sekedar keinginan besar belaka. Namun ingin membuktikan bahwa pemimpin itu harus berjiwa muda dan dekat dengan masyarakatnya.

"Dalam visi dan misi, saya ingin sekali mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan desa, agar jauh lebih transparan dan akuntabel, serta mengedepankan kualitas sumber daya manusia juga mengedepankan aspirasi masyarakat agar lebih dapat terlaksana demi kemajuan desa. Selain itu gotong royong juga akan selalu saya kedepankan," ujarnya.

Menurut Yanto, gotong royong merupakan suatu ajang silaturahmi dengan semua warga dan juga membangkitkan rasa kebersamaan yang bisa menimbulkan empati bagi semua warga Narimbang Mulia nantinya.

Melihat letak topografi Desa Narimbang Mulia yang notabenenya masih dalam lingkungan Kota Rangkasbitung, ini memberikan suatu keuntungan tersediri bagi Yanto dikarenakan masyarakatnya sudah merupakan Pemilih Cerdas.

Melihat kondisi wilayah Desa Narimbang Mulia yang berada disekitaran Kota Rangkasbitung, pada masa pencalonan kali ini saya merasa sangat diuntungkan dengan memiliki masyarakat yang pada dasarnya adalah pemilih cerdas, kenapa demikian, karena berbeda dengan desa yan ada di wilayah lain.

Saat pemilihan kepala desa biasanya para calon sibuk melakukan money politik, namun dengan memiliki masyarakat yang cerdas, masyarakat tidak mudah dibodohi oleh uang yang tersebar dimasyarakat. Namun mereka bisa menentukan pilihannya dengan mengedepankan kualitas para calon yang ada. Bahkan ketika terjadi dukungan dari para birokrat yang ada, guna mengangkat suara publik.

"Hal ini dirasa sudah tidak efektif lagi karena dengan adanya otonomi desa roda pemerintahan sepenuhnya dilaksanakan oleh desa bukan lagi intervensi dari pihak birokrat yang berkuasa," tegas Yanto. (gel)