Banten

Penumpang Kapal Fery Keluhkan Pungli

Administrator | Kamis, 13 Oktober 2016

MERAK - Sejumlah penumpang kapal Feri Pelabuhan Merak-Bakauheni mengeluhkan buruknya fasilitas kapal yang dinilainya kurang memperhatikan sarana dan prasarana. Bahkan, penumpang menilai sejumlah produk yang dijual di kapal tersebut terlalu mahal.

Buruknya pelayanan di kapal feri jelas melanggar hak konsumen dan terkesan pembodohan terhadap masyarakat. Padahal, penumpang sudah membayar, tapi sejumlah fasilitas justeru dibuat untuk segelintir orang yang mengambil keuntungan dari berjualan di feri.

Harusnya ASDP atau pemerintah memberi sanksi, bila perlu cabut izin operasi dan pelayaran kapal. Minta kepada pemerintah supaya melakukan sidak, jangan membiarkan hal ini berlangsung terus karena penumpang menjadi tidak nyaman. Penumpang yang berada di tempat lain, seperti lesehan dikenakan biaya tambahan Rp10.000/orang, dan jika menggunakan bantal dikenakan biaya Rp5.000/buah hingga total yang harus dibayar sebesar Rp15.000.

Belum lagi harga makanan dan minuman yang naik mencapai 500 hingga 1.000 persen dari harga normal, seperti rokok dijual dengan harga Rp25.000/bungkus, air mineral ukuran sedang Rp10.000, bahkan harga mie instan dijual seharga Rp15.000 hingga Rp20.000/bungkus.

Salah satu penumpang asal Serang Siti mengaku, dirinya sering bolak-balik Serang-Lampung merasa jengah dan heran dengan layanan di kapal penyeberangan yang beroperasi di Pelabuhan Merak-Bakauheni ini. Dirinya kasihan ketika melihat penumpang yang membawa uang pas-pasan harus duduk dan tidur di ruang yang kumuh dan panas tanpa AC. Kalau ke ruang ber AC harus ada biaya tambahan. Seharusnya ASDP atau pemerintah memberi sanksi, bila perlu cabut izin operasi dan pelayaran kapal tersebut.

"Ya kami minta kepada pemerintah supaya melakukan sidak, jangan membiarkan hal ini berlangsung terus karena penumpang menjadi tidak nyaman," ungkapnya.

Menurut Siti, dirinya beberapa kali naik kapal jurusan Merak-Bakauheni dan mengalami pelayuanan yang berbeda jauh ketika menggunakan kapal swasta. "Saya pernah naik kapal PT Dharma Lautan Utama di sana pelayanan Pamugarinya ramah dan fasalitasnya cukup mewah semua ruangan ber AC tidak ada tambahan biaya dan kantin jualan makanan serba murah. Saya berharap semua kapal jasa penyebrangan seperti PT Dharma Lautan Utama yang selalu mengutamakan penumpang," ungkap Siti.

Entah ini sampingan dari ASDP, Dinas Pehubungan atau aparat keamanan. Sebab, usaha yang ada di kapal feri ini terkesan disengaja oleh pengelola kapal feri. Sebab, mereka seakan tidak peduli, bahkan tidak pernah ada sidak dari ASDP atau aparat keamanan untuk menertibkan hal ini.

"Ya tidak menutup kemungkinan pengelola kegiatan tersebut tidak ada dasar hukum yang jelas,” paparnya. (man)