Banten

Soal Pungli, Awak Kapal Akui Ada Setoran ke Atasan

Administrator | Rabu, 19 Oktober 2016

MERAK - Buruknya fasilitas kapal angkutan umum di Merak-Bakauhuni dinilainya kurang memperhatikan sarana dan prasarana jasa pengguna kapal. Buruknya pelayanan bahkan adanya biaya tambahan di kapal ferry jelas melanggar hak konsumen dan terkesan merugikan masyarakat.

Meskipun penumpang sudah membayar, tapi sejumlah fasilitas justru dibuat untuk dibayar demi menguntungkan segelintir orang yang mengambil keuntungan dari biaya tambahan. Mulai ruang AC sampai harga kantin, bahkan penumpang menilai sejumlah produk yang dijual kantin kapal tersebut sangatlah mahal.

Salah satu karyawan kapal ferry Teguh menjelaskan, terkait pungutan tambahan biaya ruang AC di kapal tersebut dirinya hanya bekerja dan harus setor ke koordinator. Koordinator kemudian setor lagi ke penanggung jawab awak kapal.

"Saya di sini hanya kerja mas, tugas saya narikin ongkos tambahan yang masuk ruang AC. Ada kordinatornya namanya pak Holik. Saya setor ke pak Holik, informasi pak Holik juga setor ke bu Sentia. Kalau bu Sentia adanya di kantor Jakarta," ungkap Teguh.

Di ruang terpisah, Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyembrangan OPP Merak Harno Trimadi mengatakan, terkait tiket yang ditetapkan pemerintah tiket ekonomi non AC. Saat ini sedang dibahas formulasi tiket khususnya penumpang orang. Saat ini bus bayar tiket tapi penumpangnya tidak. Kendaraan pribadi bayar tiket tapi penumpangnya tidak.

"Ini akan terus kami perbaiki agar pelayanan penumpang orang di kapal dapat lebih baik," ungkapnya kepada jurnaltangerang.com. (man)