Banten

Sosialisaskan New Normal, Warga Abaikan Protokol Kesehatan

Administrator | Selasa, 23 Juni 2020

Ratusan warga berkerumun mendekati Bupati Tangerang A Zaki Iskandar, saat Bupati mensosialisasikan New Normal dan protokol kesehatan.

CURUG, (JT) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang terus mensosialisasikan kebiasaan baru (New Normal) hingga ke lapisan tingkat bawah. Namun sayang, masih banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan.

Misalnya, saat Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar turun langsung untuk membagikan masker dan alat pelindung wajah, kepada pedagang di pasar Curug, terlihat kerumunan warga. Bahkan desak-desakan warga yang terjadi ini, mengabaikan protokol kesehatan, yakni tidak menjaga jarak 1-2 meter sesuai ketentuan.

Sontak saja, pemandangan ini mengundang kritikan dari aktivis sosial Kabupaten Tangerang. Firmansyah sebagai aktivis mengaku dirinya kaget melihat foto-foto yang beredar di media sosial, Senin (22/6/2020). Sebagai mahasiswa tentu sangat menyayangkan melihat kejadian itu.

"Judulnya menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat, tapi mereka sendiri melanggar protokol kesehatan itu. Padahal mereka ini orang-orang yang notabene paham aturan. Lihat saja, pengurus ormas, tokoh masyarakat, tokoh pemuda bahkan ratusan warga terlihat berkerumun mendekati Bupati Tangerang," ujar Firmansyah kepada jurnaltangerang.co.

Firmansyah merasa kecewa terhadap orang-orang merasa dekat dengan pemerintah, tapi mereka melanggar aturan yang diterapkan pemerintah. Seharusnya mereka paham apa itu protokol kesehatan. Selain menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun, tentu menjaga jarak juga bagian dari protokol kesehatan.

"Ibadah saja harus memenuhi protokol kesehatan. Lihat saja di mesjid-mesjid harus menjaga jarak, sementara dekat dengan pejabat malah berdesak-desakan. Mereka tidak memberi contoh yang baik kepada publik," tegasnya.

Firmansyah juga berharap kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali pelaksanaan PSBB yang terus diperpanjang. Disisi lain anggaran terus bertambah untuk pelaksanaan PSBB dan penanganan covid-19, sementara masyarakatnya semakin tidak patuh terhadap protokol kesehatan.  

"Lebih baik PSBB diberhentikan saja kalau begitu. Dari pada buang-buang anggaran. Semakin PSBB diperpanjang, semakin banyak warga yang melanggar melanggar protokol kesehatan," tandasnya. (PUT)