Banten

Butuh Bantuan

Warga Miskin Derita Penyakit Kronis

Administrator | Senin, 10 Oktober 2016

LEBAK - Mimin seorang warga miskin yang merupakan ibu rumah tangga yang memiliki empat orang anak tinggal di Kampung Cimanggu RT 04/07, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten ditemukan tekapar lunglai tak berdaya. Mimin diduga mengidap penyakit keras yang sudah sangat akut dan tak memiiki biaya untuk berobat.

Penyakit yang baru diketahui empat bulan yang lalu melalui diagnosa dokter adalah teridentifikasi mengalami penyakit paru-paru yang sudah kronis. Pihak keluarga hanya bisa diam terpaku karena sudah tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi kenyataan hidup yang serba sulit.

Aliman suami dari Mimin, merupakan seorang pekerja serabutan yang kesehariannya tidak memiliki pekerjaan. Ia hanya sibuk mengurusi istrinya yang tidak berdaya untuk melakukan kegiatan, layaknya seorang ibu pada umumnya.

Meskipun Mimin memiliki Jaminan Kesehatan seperti BPJS dan sudah menjadi seorang penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), hal ini belum bisa menolongnya untuk bisa terlepas dari jeratan kemiskinan yang menerpanya.

“Saya sudah gak sanggup lagi untuk membawa istri saya ke rumah sakit. Memang saya punya BPJS, namun saya sudah tidak sanggup untuk mengurusi prosedur yang saya sendiri tidak mengerti. Apalagi biaya saya untuk menunggunya selama di rumah sakit dari mana. Bahkan istri saya sudah tidak mau dibawa kerumah sakit lagi. Kalau bisa mah berobat jalan aja. Masalahnya siapa coba yang mau nungguin di rumah sakit nantinya,” ujar Aliman.

Saat ini Mimin hanya ingin pulang ke kampung halamannya di Menes, Kabupaten Padeglang, Banten. Namun, hingga saat ini pihak keluarga sudah tidak tau lagi bagaimana caranya untuk bisa mewujudkan kehendaknya tersebut.

“Ia hanya ingin pulang aja ke kampung halamannya di Menes, tapi saya bingung mau pulang pake apa ?, uang gak punya, sedangkan kalo mau pulang minimal harus pake mobil. Haduh harus gimana ini saya udah beneran bingung,” terang Aliman dengan nada sedih.

Rahmat selaku tokoh pemuda Cimanggu sudah berusaha maksimal mungkin mencari bantuan kepada semua unsur terkait. Namun, hingga saat ini masih belum ada tanggapan dari warga untuk menolong.

"Pada dasarnya saya melakukan ini bukan untuk mendapatkan iba dari orang lain. Namun, yang saya lakukan semata-mata panggilan jiwa. Bagaimana rasanya ketika musibah seperti ini menimpa kepada keluarga Kami yang lain. Mudah-mudahan ada orang yang mau membukakan mata hatinya agar mau ikhlas membantu kesulitan saudara kami, agar dapat memecahkan masalah. Semoga ini adalah peringatan bagi Kita semua agar dapat saling bahu membahu dalam membantu warga miskin,” tegas Rahmat. (gel)