Banten
Zaki Tinjau Pengelolaan Sampah Teknologi Hidrotermal

PAGEDANGAN - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melakukan peninjauan langsung pengelolaan sampah dengan teknologi hidrotermal yang pertama kali di gunakan di Indonesia. Pengolahan sampah milik Sumarecon ini berlokasi di Kelurahan Medang kampung Carang Pulang, Kecamatan Pagedangan, Selasa (21/6/16).
Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengatakan pemerintah daerah harus sudah beranjak ikuti teknologi yang ada. Dengan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, juga memperdayakan masyarakat dan yang terpenting adalah memanajemen sampah ini bisa juga membuat orang untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Teknologi hidrotermal ini dapat dijadikan contoh untuk wilayah lain. Tentunya menjadikan solusi tentang permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Tangerang. "Kemungkinan kedepannya pemerintah daerah akan bekerja sama dengan pengembangan teknologi tersebut untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Tangerang," ucapnya.
Bayu Indrawan selaku pengembang teknologi hidortermal Sumarecon mengungkapkan, Pengelolaan sampah ini merupakan kerjasama oprasional antara PT. Sumarecon dengan Sincold tehnik Indonesia. Jadi Sumarecon yang investasi dan membangun fasilitas lainnya sementara Sincold yang bangun teknologi dan oprasionalnya. Dari studi kelayakan hingga design engineering details, manufacturing sampai operasional Sincold yang lakukan.
"Untuk sementara ini kita setup tahap awal 1 line yaitu dengan kapasitas 25 ton per hari itu sementara untuk Sumarecon serpong saja dulu. Berikutnya kalo memang semua sudah oke dan ini berjalan lancar kita akan bangun line ke 2 bisa dengan kapasitas maksimum sampai 100 ton perhari. Baru kita bisa ambil sampah dari luar apabila dibutuhkan. Bahkan kemungkinan akan menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam hal pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang," terang Bayu.
Bayu menambahkan, ini adalah teknologi hidrotermal jadi prinsip kerjanya seperti presto, sampah dimasukan kedalam reaktor, kemudian dipresto dengan tekanan yang sangat tinggi sehingga semua sampah yang masuk baik plastik, kayu dan lainnya itu semua akan menjadi seperti ampas yang gampang kering dan baunya pun seperti kopi, tidak lagi bau sampah. Jadi sampah hasil olahan itu bisa diolah menjadi pupuk untuk yang cairnya, sedangkan untuk hasil solidnya bisa dibuat menjadi briket hampir menyerupai batu bara. Bisa juga untuk bahan semen dan hasil olahan ini memiliki nilai ekonomis, bisa dijual ke pabrik semen, ke pembangkit listrik yang biasanya menggunakan batu bara bisa menggunakan olahan ini karena memang karakteristiknya sangat mirip batu bara. Yang paling penting ini teknologi ramah lingkungan.
"Harapannya tentunya teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk seluruh Pemerintah Daerah khususnya Pemkab Tangerang, karena ini teknologi yang pertama di Indonesia dan dijadikan tolak ukur. Dan semoga teknologi ini bisa direplikasi agar permasalahan sampah bisa teratasi secara komperhensif," harap Bayu.(hms)

- Puasa, HMI Cabang Tangerang Raya Berbagi
- Square Parking Setor Rp 450 Juta Perbulan
- Komisi 3 DPRD Tanyakan Izin Parkir Aeon Mall
- Kadis Kesehatan Sidak Puskesmas Cisoka
- Puskesmas Cisoka Bantah Abaikan Pasien BPJS