Jurnal Tekno

3 Konsep Ini Yang Bomming di Bisnis e-Commerce

Administrator | Senin, 19 Oktober 2020

Tahun 2020 agaknya akan menjadi tahun keberuntungan bagi pebisnis online di Indonesia. Betapa tidak, dari sebuah penelitian yang dilakukan Firma Iblis Word di prediksi tahun 2020 dan 2021 akan menjadi tahun emas bisnis e-commerce. Itu artinya, Indonesia akan terkena dampak positif dari tren yang ada di dunia tersebut.  

Sejak merebaknya bisnis e-commerce yang ada di Indonesia. Terlihat para pemain yang ada di bisnis ini cukup beragam. Tidak saja dari pemain kelas atas, tetapi juga kelas menengah dan bawah (UKM). Hal itu mengindikasikan bahwa bisnis e-commerce adalah bisnis yang tidak mengenal kasta. Selama memang produknya bermutu dan di butuhkan sudah pasti akan diburu dan dicari orang/konsumen.

Dikutip dari laman teknologi.id, Ada 3 model bisnis yang kemungkinan akan mendominasi model bisnis yang ada di Indonesia terkait masifnya model bisnis e-commerce. Ketiga model bisnis tersebut adalah : Model Bisnis C2C (Consumer to Consumen) Sebuah model bisnis yang dijalankan antar konsumen. Dimana sejatinya model ini pun sebelum berkembangnya bisnis e-commerce sudah terjadi.

Tetapi berkat bisnis e-commerce ini maka konsep bisnis C2C makin berkembang. Konsep bisnis ini terbagi menjadi 2 bagian besar seperti berikut ini : P2P (classified) dan Marketplace. (2) Model Bisnis B2C (Business to Consumen) Karena sifatnya yang sama dengan bisnis tradisional atau konvensional, maka konsep bisnis ini tidak jauh beda modelnya yaitu tetap mempertemukan antara produsen dengan consumen. Hanya memang dengan sistem e-commerce mereka tidak bertemu secara nyata tetapi melalui sistem. (3) Model Bisnis B2B (Business to Business) Konsep bisnis yang memadukan antara dua institusi, biasanya mereka adalah pebisnis yang selalu berhubungan dengan corporate atau perusahaan. Sehingga model bisnis B2B ini tidak akan melakukan penjualan secara eceran tetapi melalui partai (skala perusahaan). Model bisnis ini memang bisa bervariasi tidak saja perusahaan yang bergerak di bidang produk (produsen produk saja) tetapi bisa juga perusahaan yang bergerak di bidang Jasa.    

Namun di balik terbaginya model bisnis yang akan terus berkembang di masa mendatang. Yang tidak kalah menariknya adalah model atau sistem pembayaran yang juga cukup bervariasi. Bisa pembayaran melalui perbankan, fintech atau sistem pembayaran lainnya. Lantas yang jadi pertanyaan adalah : bagaimana resiko dan  untung rugi bertransaksi dengan menggunakan model perbankan, fintech atau pilihan  pembayaran lainnya. Karena jika kita salah dalam menentukan model pembayaran maka keuntungan yang sudah ada di depan mata akan hilang percuma.            

Untuk menyikapi kondisi itulah, kami mencoba mengajak para pelaku bisnis atau konsumen yang terbiasa menggunakan transaksi memakai sistem perbankan, atau fintech untuk bersama-sama melakukan sharing bisnis. (red)