Banten

Diduga Pelayanan Persalinan Asal-Asalan Eti Tidak Bisa Buang Air Kecil

Administrator | Senin, 29 April 2019

SEPATAN TIMUR - Eti, warga Kampung Bulak Enting RT 02/06, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, tidak bisa buang air kecil, usai menjalani persalinan di Klinik Bersalin Bidan Tetri di Kampung Kelor Desa Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur. Diduga saluran pembuangan air kecilnya tertutup akibat jahitan usai persalinan yang tidak rapi. Pihaknya mengeluhkan pelayanan di klinik tersebut. 

Yamah, orang tua Eti mengatakan, anaknya Eti melahirkan di Klinik Bersalin Bidan Tetri di Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur pada hari Minggu (21/4/2019) lalu. Saat itu persalinan ditangani bidan berinisial A yang bekerja di klinik milik Bidan Tetri tersebut. Kemudian anaknya dirawat selama empat hari di klinik. Menurutnya, selama empat hari itu anaknya usai melahirkan tidak bisa buang air kecil.

“Anak saya lahiran pada hari Minggu pukul 02.00 dini hari. Setelah melahirkan, dia tidak bisa buang air kecil. Tetapi saat saya tanyakan kepada bidan yang menangani anak saya, dia bilang itu tidak apa-apa. Katanya hal yang wajar setelah melahirkan,” ucapnya.

Setelah tidak bisa buang air kecil berhari-hari, ibu bersuia 50 tahun itu was-was sehingga memutuskan membawa anaknya ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Jalan Raya Pakuhaji, Kelurahan Sepatan.

“Saya berpikir walaupun saya orang kampung, saya rasa tidak mungkin setelah melahirkan normal tidak bisa buang air kecil selama itu. Setelah sampai di RSIA menurut dokter yang kasus ini, jahitan persalinannya tidak rapih sehingga saluran untuk buang airnya tertutup,” tambahnya.

Setelah mendapatkan informasi dari dokter, Yamah menyampaikannya kepada Bidan Tetri pemilik klinik melalui pesan singkat Whatsapp. Namun setelah disampaikan melalui pesan singkat, nomor telponnya langsung diblokir.

“Saya coba hubungi kembali bidan dengan memberitahukan tentang kondsi anak saya yang tidak bisa buang air kecil, akibat penanganan persalinan yang terbilang kurang rapih. Selain itu juga, saya mengatakan jika pelayanannya tidak memuaskan karena bidannya sangat judes saat menangani persalinan anak saya. Masa anak saya diomel-omelin terus padahal saya sudah bayar,” ucapnya.

Eti menambahkan, selain tidak bisa buang air kecil, dia juga mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari bidan yang menangani persalinannya. Kata dia, bidan tersebut galak dan menangani pasien seperti tidak sungguh-sungguh.  

“Setelah persalinan saya tidak ditengok-tengok oleh bidannya. Biasanya kan ditanya ada keluhan apa, terus perkembangannya gimana, ini mah cuek aja kaya bukan orang yang melahirkan. Sekarang setelah ditangani oleh Dr Naas di RSIA jahitannya dibenerin, alhamdulillah sedikit-sedikit bisa buang air, walaupun belum normal banget,” ucapnya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Dr Corah Usman mengatakan, pihaknya akan mengkonfirmasi ke pemilik klinik dan bidan yang menangani korban terkait keluhan warga tersebut.

“Mengenai adanya pelayanan tersebut, saya akan coba konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak terkait, baik bidan ataupun warga yang merasa dirugikan,” pungkasnya. (SML)