Nasional

Kapendam Jaya ; Kemanunggalan TNI Dan Rakyat Jadi Roh TMMD

Administrator | Rabu, 27 Maret 2019

BEKASI - Cerita Babinsa-1 Pelda AG. Lingga saat menyeruput kopi bareng Ketua RT. 01 RW.05 Bapak Jamaludin dan Tim Pendam Jaya di Posko Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reg Ke-104 TA 2019 Kodam Jaya yang dipusatkan di wilayah Kodim 0507/Bekasi tepatnya di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, Selasa (26/3/2019). 

Lingga menuturkan, asal muasal terwujudnya program TMMD 104 di Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi, bermula saat Danramil 04/Jatiasih Kapten Inf Darma Sitorus memanggil para Babinsa dan mengeluarkan perintah untuk mencarikan lokasi kegiatan TMMD 104 di Kota Bekasi sesuai kreteria yang dijelaskan Danramil. 

“Waktu itu kita dapat perintah untuk mencari lokasi yang tepat untuk TMMD, tiga lokasi di wilayah binaan langsung saya foto dan saya serahkan Danramil, yaitu di RW.02, RW.05 dan RW 06,” kenang Lingga. 

Lingga melanjutkan, melalui pertimbangan, Danramil 04/Jatiasih akhirnya memilih RW.05 sebagai lokasi pilihan utama. “Dengan beberapa alasan dan pertimbangan, di RW.05 akhirnya dipilih untuk dilaksanakan program TMMD 104, sementara di RW.02 dan RW.06 dinilai terlalu jauh jaraknya dan susahnya akses jalan untuk mengirim material,” sambungnya. 

Akhirnya, Lingga menambahkan, Kapten Inf Sitorus kemudian memerintahkannya untuk berkoordinasi dengan perangkat wilayah untuk mengajukan proposal sebagai tempat TMMD. Dengan sigap Lingga langsung berkoordinasi dengan Ketua RT.01 RW.05 Bapak Jamaludin dan para tokoh pemuda serta Ketua Karang Taruna Kelurahan Jatisari. 

“Akhirnya pengajuan dalam bentuk proposal sudah siap diajukan dengan tanda tangan Ketua RT, Ketua RW, Lurah hingga Camat,” jelas Lingga.

Penuturan Pelda AG. Lingga selaku Babinsa dibenarkan oleh Ketua RT.01 RW.05 Jamaludin. “Alhamdulillah berkat Pelda Lingga yang memberikan masukan kepada Komandan, akhirnya jalan sepanjang 2.351,5 meter di kampung kami sudah dicor oleh TNI. 5 unit rumah tidak layak huni milik Bapak Yendi, Bapak Kadir, Bapak Jembar, Bapak Tutu dan Bapak Amas kini kondisinya melebih rumah klaster setelah direnov TNI. Mereka bilang, tidak pernah bermimpi kalau rumahnya akan direnovasi sedemikian rupa oleh anggota TNI,” tegas Jamaludin.

Selain itu, Jamaludin menginginkan TMMD bisa diperpanjang karena sudah terlanjur dekat dengan anggota TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD. “Tidak terasa sudah sebulan kebersamaan kami dengan Satgas TMMD, padahal sepertinya baru sekejap sekali waktunya, inginnya program TMMD ditambah waktunya karena kami sudah terlanjur dekat dengan personel Satgas,” akunya.

Bersama warga, Jamaludin juga mengaku sudah merasa seperti saudara dengan anggota TNI. “Rabu (27/3), TMMD sudah ditutup, sedangkan kami masih menginginkan kebersamaan dengan Bapak-Bapak TNI terus terjalin, walaupun TMMD berakhir, kami tetap menerima personel Satgas sebagai keluarga kami,” tutupnya.

Secara terpisah, Kapendam Jaya Kolonel Inf Kristomei Sianturi membenarkan bahwa program TMMD memang disusun sesuai pola bottom up planning (perencanaan berumber dari bawah ke atas). “Perencanaan TMMD mengedepankan pola bottom up planning system dengan sasaran fisik dan non fisik sesuai skala prioritas yang dipadukan dengan program Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan untuk menampung aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah-daerah semaksimal mungkin,” jelas Kristomei Sianturi di kantornya, Selasa (26/3).

Kapendam juga membenarkan bahwa program TMMD merupakan implementasi dari budaya gotong-royong yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. “Sebagai Tentara Rakyat, TNI terus berupaya memperkuat Kemanunggalan dengan Rakyat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan TMMD, karena kebersamaannya dengan rakyat adalah inti kekuatan TNI, Kemanunggalan TNI dan Rakyat, Jadi Roh TMMD,” pungkasnya. (SML)